Kamis, 18 September 2014

Berapa Lama Idealnya Pria Bertahan di Tempat Tidur?

ilustrasi


Berapa lamakah idealnya seorang pria harus perkasa di tempat tidur? Banyak pria yang sering kurang percaya diri dengan kemampuannya memuaskan pasangan di tempat tidur. Ada yang menganggap mereka minimal harus bertahan lebih dari satu jam.

Anggapan tersebut wajar saja karena selama ini kita dibombardir dengan tayangan film atau majalah yang membuat pria percaya bahwa wanita menikmati (dan butuh) sesi yang lama.

Sayangnya, kemampuan seks pria tak selalu prima. Dalam penelitian yang dimuat dalam buku The New Naked: The Ultimate Sex Education for Grown-Ups ditemukan bahwa saat penetrasi rata-rata pria hanya bertahan selama dua menit, bahkan kurang.

Meski waktu tersebut terkesan sangat cepat, tetapi kabar baiknya adalah wanita ternyata tak banyak mengeluh dengan kemampuan seksual mereka. Sebenarnya bukan wanita yang ingin seks lebih lama, melainkan justru pria yang ingin memperpanjang kemampuan bercintanya.

Jika Anda sangat ingin memiliki sesi bercinta yang lebih lama dari biasanya, ada beberapa hal yang sebenarnya dapat membantu.

-  Jangan lupa berlatih senam kegel. Pria yang rutin melakukan senam kegel selama 12 minggu diketahui bisa memperlama waktu ejakulasi mereka. Bagaimana melakukan senam kegel?

- Jangan dikejar target. Ketika kita membayangkan hubungan seksual, kita cenderung menetapkan orgasme sebagai target akhir. Padahal, hal tersebut tak selalu perlu. Sebenarnya seks jauh lebih berarti dari orgasme. Ini adalah tentang hubungan, keintiman, kenyamanan, dan kenikmatan.

Jangan paksa diri sendiri harus sudah mencapai orgasme pada menit kesekian. Namun, pikirkan apa yang bisa membuat pasangan merasa lebih baik. Jika orgasme sudah tercapai, jangan langsung merasa seks telah berakhir. Anda bisa melanjutkannya dengan afterplay.

- Lakoni gaya hidup sehat. Ereksi yang kencang berasal dari aliran darah yang lancar. Itu sebabnya, pastikan seluruh pembuluh darah dalam kondisi prima dengan cara hidup aktif, menjauhi rokok, dan makan makanan sehat.

- Fokuslah pada kebutuhan pasangan dan hasratnya seperti kebutuhan Anda sendiri. Pasangan Anda mungkin tidak butuh seks berjam-jam. Mungkin yang sebenarnya ia cari adalah kualitasnya. Apakah pemanasan yang diberikan sudah cukup untuknya mencapai klimaks? Apakah Anda egois hanya menyukai satu posisi tertentu? Terakhir, jika ingin bertahan lama di ranjang, ingatlah bahwa latihan membuat Anda lebih sempurna.


Resiko di Balik Manisnya Minuman Ringan


Minuman bersoda.

Minuman ringan berdampak tak semanis rasanya. Minuman ini cepat sekali membuat berat badan naik. Dibandingkan makanan, kalori di dalam minuman sifatnya tidak mengenyangkan.


Kalori dalam bentuk cairan dikatakan cepat menaikkan berat badan karena masuk ke dalam tubuh dengan sangat mudah. Minuman itu menghilangkan dahaga tetapi tidak mengenyahkan rasa lapar. Itu sebabnya mereka yang meneguk minuman bersoda yang sangat manis tidak mengurangi jumlah kalori dari makanan yang disantapnya.

"Banyak orang tidak memikirkan apa yang mereka minum dan dampaknya terhadap pola makan keseluruhan," kata Rachel Johnson, PhD, RD, peneliti dari University of Vermont.

Sebaliknya, dengan minuman bersoda itu, ada kecenderungan untuk makan lebih banyak. Studi dari Yale University menganalisa 88 penelitian soal soda dan menemukan kaitan jelas antara asupan soda dan ekstra kalori dari makanan.

"Penelitian paling meyakinkan menyimpulkan bahwa ketika orang meneguk minuman ringan, mereka mengonsumsi lebih banyak kalori dari makanan dibandingkan di hari-hari mereka tidak meneguk minuman ringan," kata Marlene Schwartz, peneliti dari studi tersebut.

Belakangan ini karena tekanan dari masyarakat yang ingin hidup sehat, merek-merek minuman ringan menjual produk soda diet. "Baru ada sedikit bukti bahwa soda diet membantu menurunkan berat badan. Faktanya, sebuah penelitian membuktikan orang meneguk minuman bersoda untuk membenarkan dirinya makan lebih banyak," kata Marion Nestle, profesor gizi dari New York University.

Bukan Pembenaran

Memang minuman soda diet yang nol kalori lebih baik dari minuman soda biasa. "Boleh-boleh saja menikmati soda diet sepanjang tidak menggunakannya sebagai pembenaran untuk membolehkan diri makan lebih banyak. Banyak orang minum soda diet agar bisa makan lebih banyak kue dan cake," kata Nestle.

Tekanan dari masyarakat untuk bisa hidup sehat membuat produsen minuman ringan memproduksi minuman dengan tambahan vitamin dan mineral. Ada juga produk minuman ringan bersoda dengan label zero calorie alias nol kalori.

"Industri minuman termasuk minuman ringan bersoda berpikir bisa menjadi bagian dari gaya hidup seimbang dan sehat," kata Tracey Halliday, juru bicara American Beverage Association. Ia menunjuk produk minuman jus, minuman olah raga, minuman ringan diet bisa menjadi bagian hidup sehat.

"Agak menggelikan kalau memasarkan minuman ringan sebagai minuman sehat. Namun konsumen sekarang membutuhkan makanan dan minuman yang terlihat sehat dan produsen membutuhkan kenaikan penjualan," kata Nestle.

Ia berpendapat sebetulnya sebagian besar dari kita tak membutuhkan tambahan vitamin dari minuman. "Kita tak mengalami kekurangan vitamin. Minuman ringan yang diberi tambahan vitamin tidak menjawab masalah obesitas, penyakit jantung atau kanker," katanya.

Menurut Johnson, bukan vitamin dalam minuman ringan itu yang dibutuhkan tubuh. "Nutrisi yang dimasukkan ke dalam minuman bukanlah nutrisi yang selama ini selalu dibutuhkan tubuh, seperti kalsium, potassium, folat atau vitamin D," ujarnya.

Ia menyarankan konsumen untuk memilih minuman yang tak hanya melegakan dahaga tapi juga memberikan tambahan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Contoh minuman itu adalah jus buah asli bikinan sendiri tanpa tambahan gula dan susu rendah lemak atau susu skim.

"Minuman seperti inilah yang membantu kita memenuhi kebutuhan gizi dan sesuai dengan rekomendasi kebutuhan gizi dari para ahli," katanya.

Sumber: kompas.com

Senin, 15 September 2014

Horee...... SBY Pilih Pertahankan Pilkada Langsung oleh Rakyat


YouTube
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dalam wawancara Suara Demokrat di youtube

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menilai rakyat sudah terbiasa dengan pemilihan umum kepala daerah (pilkada langsung). SBY juga menilai sistem tersebut cocok dengan sistem presidensial yang dianut Indonesia.

"Partai Demokrat, saya pribadi melihat ada dua aspek penting yang mesti kita lihat secara jernih. Pertama begini, sistem pemilihan kepala daerah langsung ini sudah berjalan selama 10 tahun. Rakyat sudah terbiasa," kata SBY dalam sebuah wawancara di akun Suara Demokrat di YouTube yang diunggah pada Minggu (14/9/2014) malam.

Tak hanya menilai bahwa rakyat sudah terbiasa dengan sistem pemilihan secara langsung untuk kepala daerahnya, SBY juga menilai ada benang merah antara pilkada langsung oleh rakyat dan sistem presidensial yang tengah ia jalankan.

"Ini juga segaris dengan sistem presidensial, presiden dipilih secara langsung. Berbeda dengan sistem parlementer, pemimpin, apakah perdana menteri atau jabatan yang setara, dipilih oleh parlemen karena rakyat memilih parlemen," papar SBY.

Atas alasan itu, SBY ingin sistem yang telah berjalan sejak era reformasi tersebut dapat terus dijalankan. Ia pun mengingatkan perlunya menjaga sistem yang lahir dari alam demokrasi tersebut.

"Kalau kita kembali pada pilihan kita, buah dari reformasi yang kita jalankan selama ini, tentunya pilihan kepala daerah langsung itu mesti kita jaga dan pertahankan sebagaimana pula pemilihan presiden secara langsung," ujar SBY.

Meski menilai sistem pilkada langsung oleh rakyat sudah cocok dengan pemerintahan selama ini, SBY memberi catatan dalam pelaksanaannya. Ia mengingatkan, masih maraknya politik uang dalam pilkada langsung.

"Kenyataannya, dalam 10 tahun ini pula banyak ekses yang terjadi dalam pemilihan bagi gubernur, bupati, ataupun wali kota. Dalam pilkada, misalnya, banyak sekali ditengarai penggunaan uang yang tidak jelas. Apakah politik uang atau money politic, ataukah penggunaan uang yang lain," tutur SBY.

Lebih jauh, SBY mengakui bahwa semua pilihan selalu memiliki nilai plus dan minus, yakni pilkada langsung oleh rakyat atau oleh DPRD. Namun, SBY lebih melihat bahwa pilkada langsung perlu dipertahankan. Ia pun menjanjikan, dalam dua hari ini, Partai Demokrat akan memberikan pandangannya secara lengkap tentang RUU Pilkada.

"Kalau saya pribadi, yang telah memimpin selama 10 tahun ini, kalau dulu kita ingin melaksanakan pemilihan secara langsung, ya itulah yang mestinya kita jaga. Akan tetapi, tidak boleh ya sudah itu saja, ada kok kelemahannya. Itu yang kita perbaiki secara fundamental. Itu yang Demokrat sedang pikirkan sekarang ini. Mudah-mudahan satu-dua hari ini kami memiliki posisi yang tepat," tutup SBY.

Sumber: kompas.com

Kamis, 11 September 2014

Ini Alasan Wanita “Memburu” Pria Tua dan Kaya Raya


salah satu adegan dalam film dokumenter

Usai lulus kuliah, Parinda Wanitwat (23), khawatir dengan kondisi keuangannya karena jumlah utang pada bank untuk biaya pendidikan yang tidak murah. Namun, sebuah artikel pada majalah Vanity Fair mengenai sugar babies atau wanita muda yang berkencan dengan pria tua, menggelitik rasa penasarannya.

Tertarik melihat kehidupan para wanita muda tersebut, akhirnya Wanitwat ia mencoba melihat-lihat situs seekingarrangement.com untuk mengetahui cara kerja para sugar babiestersebut.

"Aku merasa pekerjaan dan situs ini tidak aman untukku," ujar Wanitwat yang bermukim di New York, Amerika Serikat.

Situs tersebut kali pertama beroperasi pada tahun 2006, dan menawarkan jasa untuk mempertemukan pria kaya dan wanita muda cantik, di mana keduanya dapat saling melengkapi kebutuhan masing-masing.

Dalam situs ini, pria kaya setengah baya diistilahkan dengan "sugar daddy", lalu sang wanita panggilan muda cantik disebut dengan "sugar babies".

Gaya hidup yang dianut oleh sejumlah orang tersebut menginspirasi Wanitwat untuk menggarap film dokumentasi bertajuk "Daddies Date Babies", yang direncanakan rilis pada akhir Desember 2014 mendatang.

Saat proses produksi film dokumenter ini, Wanitwat berhasil mewawancarai dua wanita "sugar babies", mereka secara terbuka mengisahkan profesi dan kehidupan sebagai sugar babies.

"Aku memutuskan menjadi sugar babies karena aku tak memiliki pekerjaan dan tumpukan utang, setelah lulus kuliah," ujar Tess Wood (25) pada The Huffington Post. "Saat itu, pekerjaan ini terlihat lebih mudah daripada menjadi pelayan bar,".

Sejauh ini, Wood telah memiliki klien yang tersebar di Chicago, New York, dan Florida. Baginya, jenis hubungan yang ia jalani bersama mereka, sama sekali tidak memberikan kepuasaan batin sebagai seorang wanita.

Lain lagi yang diungkapkan oleh Stephany Xu (23), entrepreneur, sekaligus teman dari Wanitwat. Xu mengatakan ketertarikannya pada pria tua dikarenakan mereka dapat memberikannya kestabilan dalam hal finasial.

Untuk memudahkannya bertemu dengan pria tua potensial, lima tahun yang lalu Xu sempat bergabung dengan Seeking Arrangement, tapi sekarang sudah sama sekali tidak aktif.

"Pria pertama yang aku kenal dari situs ini adalah seseorang yang luar biasa dan tak terlupkan," ujar Xu. "Dia adalah pria yang manis, baik, royal, dan sangat pengertian. Hingga hari ini, aku masih suka bertemu dengannya, tapi sesekali saja,".

Xu mengaku suka berbelanja dengan kartu kredit, dan pria-pria tua yang pernah kencan dengannya memiliki kemapanan finansial yang bersedia membayar semua kebutuhan Xu, sekaligus melunasi utang kartu kreditnya.

"Untuk urusan bayar membayar tak menjadi kewajiban dalam hubunganku dengan kekasihku yang sudah berumur. Itu seperti sesuatu yang terjadi begitu saja," terangnya.

Xu dan Wood mengaku jenis hubungan yang mereka jalani lebih "terhormat" dibandingkan dengan pelacuran dan sebagainya. Keduanya mengatakan bahwa beberapa klien mereka telah memberikan akses pada lingkup sosial yang sebelumnya tidak terjangkau, dan juga memberikan standar gaya hidup yang mendorong semangatnya untuk lebih giat mencari uang.

Xu sendiri kini tengah menjalani hubungan serius dengan seorang pria tua yang selalu mengajaknya makan malam di tempat mahal, berbelanja, dan berdisko setiap malam. Kehidupan demikianlah yang memang ia dambakan selama ini.

Sumber :

Senin, 08 September 2014

Hindari Kebiasaan Memainkan "Gadget" Sebelum Tidur


Ilustrasi

Banyak orang yang merasa belum bisa terlelap jika belum mengecek gadgetnya, entah itu untuk membaca postingan terbaru dari teman atau mengirim pesan di grup. Walau terkesan tak berbahaya tapi kebiasaan main gadget sebelum tidur sebenarnya merusak kesehatan.

Menurut penelitian yang dimuat GigaOm, cahaya biru artifisial yang dipancarkan layar gadget dapat merusak siklus tidur dan kesehatan. Alasannya, cahaya biru memengaruhi produksi melatonin dalam tubuh, hormon yang menyebabkan rasa kantuk. Selain itu, melatonin ternyata juga berguna untuk memperlambat pertumbuhan sel kanker dan penyakit lain.

Pada 2012 para ahli dari Harvard melakukan sebuah studi terhadap sepuluh orang yang bekerja pada malam hari. Ternyata ritme sirkadian mereka berubah karena jam kerja itu. Gula darah mereka meningkat, sehingga mereka masuk ke tahap pra-diabetes. Kadar leptin dalam tubuh mereka pun menurun. Pasalnya, hormon ini yang menyebabkan rasa kenyang setelah makan.

Berikut beberapa alasan mengapa kebiasaan menggunakan peralatan elektronik sebelum tidur atau membiarkan televisi menyala saat kita tidur sebaiknya mulai ditinggalkan:

1. Merusak mata
Para ahli mata menemukan bahwa remaja cenderung punya tingkat stres retina yang lebih tinggi. Hal ini dapat menyebabkan degenerasi makula atau gangguan penglihatan yang biasanya dialami orang berusia tua. Dalam kasus yang ekstrim, retina yang stres dapat menyebabkan kebutaan. Selain itu, cahaya gadget dapat meracuni retina.

2. Rentan penyakit
Menurut Perpustakaan Obat Nasional AS (USNLM), kekurangan melatonin membawa risiko yang lebih besar bagi kesehatan karena meningkatkan risiko terkena kanker payudara, ovarium, dan prostat.

3. Pengaruhi mood
Cahaya biru juga dapat memengaruhi mood seseorang.  Dalam penelitian, tikus yang punya kadar rendah melatonin akan lebih mudah depresi.

Rabu, 03 September 2014

QNET: MLM Bisnis Gaya Hidup atau Money Game Semata?


bg_Bars_en

Pic: QNET Official

QNET (dulunya Questnet) merupakan perusahaan multi-level marketing (MLM) didirikan pada tahun 1998. Menjelang usia 15 tahun ini, QNET mengklaim telah memiliki member dan konsumen di lebih 100 negara. Berkantor pusat di Hongkong, QNET saat ini memiliki 25 kantor/keagenan dan lebih 50 stockist yang tersebar di 22 negara. Di Indonesia sendiri QNET berkantor di Jakarta, Surabaya dan Denpasar dengan didukung dua stockiest di Pontianak dan Balikpapan.

Lalu mengapa begitu banyak kontroversi tentang QNET. Benarkah QNET merupakan bisnis piramida atau bisnis tipuan sehingga hanya bisa berkembang di desa-desa dan tidak bisa menembus negara maju?

Produk QNET

Ketika diluncurkan pertama kali tahun 1998, QNET (kala itu disebut Questnet) hanya mempromosikan koin emas dan perak unik melalui sistim MLM. Tidak lama kemudian bisnis koin koleksi tersebut mendapat sorotan dan disebut money game yang dinyatakan illegal di beberapa negara. Questnet di demo oleh para membernya dan petinggi-petinggi Questnet kala itu berurusan dengan hukum.

Beberapa tahun berselang, Questnet kembali muncul dengan nama baru: QNET dengan produk yang lebih beragam tetapi tetap mempertahankan cara pemasaran jaringan atau sistim MLM. Kini produk QNET telah merambah dunia produk energi, makanan suplemen, perawatan kulit, telekomunikasi, barang mewah (jam tangan dan perhiasan), produk pengaturan berat badan, peralatan rumah tangga, pendidikan online, dan paket liburan.

Di Indonesia, produk QNET yang terkenal antara lain produk energy seperti Biodisc dan Chi Pendant. Meski QNET mengatakan bahwa produk-produk energy tersebut bukanlah obat, tetapi banyak testimonial para penggunanya yang memanfaatkannya untuk tujuan-tujuan kesehatan bahkan peyembuhan. Belakangan produk peralatan rumah tangga seperti penyaring air Homepure juga menjadi pilihan diantara ratusan jajaran produk QNET.

Peluang Bisnis atau Money Game?

Sebagaimana perusahaan MLM lainnya, QNET memberikan peluang kepada setiap membernya untuk menjadi distributor produk-produk yang diedarkan oleh QNET. Untuk menjadi member QNET, Anda harus*:

  1. Membayar biaya Pendaftaran : $10 (sekitar Rp100 ribu)
  2. Memilih dan membeli salah satu produk mulai harga $370  sampai $12.500 (sekitar Rp3,6 juta – Rp124 juta).
  3. Membayar biaya tahunan: $30 (sekitar Rp300 ribu).

Sebagai distributor, para member berhak mendapatkan bonus atas penjualan produk yang dilakukan member tersebut dan jaringannya.

Besarnya bonus QNET secara garis besar terbagi 2 yaitu:

  1. Retail Profit, ada juga yang sebut bonus langsung. Bonus ini diperoleh seorang member saat berhasil menjual stau produk ke calon member/konsumen. Besarnya bonus adalah sebesar selisih harga member dengan harga katalog. Masing-masing produk memiliki selisih harga sendiri dan dapat berubah sewaktu-waktu sesuai kebijakan QNET.
  2. Step Commission, kebanyakan menyebutnya bonus pasangan. Bonus ini diperoleh saat seorang member memperoleh jumlah penjualan tertentu di jaringannya dan dihitung berdasarkan poin produk yang disebut BV (Business Volume). Besarnya Step Commission adalah $225 – $300 per step, sesuai level member tersebut.

Pembayaran bonus dilakukan melalui cek, e-card (e-money khusus QNET) atau transfer tunai ke rekening member (QashOut).

Dalam prakteknya, beragam tanggapan masyarakat menyikapi bisnis QNET. Tidak sedikit berita miring yang beredar, termasuk isu-isu penipuan yang sempat marak diberitakan media massa.

Di berbagai negara, termasuk di beberapa daerah di Indonesia, tidak sedikit yang mencurigai QNET sebagai bisnis money game karena presentasi-presentasi yang diadakan para member QNET lebih banyak berbicara tentang rekruitmen dan bukan menjual produk, sehingga terkesan seperti praktek piramida (phonzi atau arisan berantai). Meski QNET jelas menyatakan bahwa QNET bukanlah cara pintas untuk sukses, tidak sedikit member QNET yang memberikan janji-janji berlebihan tentang potensi keuntungan bisnis QNET.

Selain itu, kecurigaan money game muncul dari mahalnya harga produk-produk QNET dibandingkan produk sejenis, sehingga terkesan sebagai sarana mengumpulkan uang dalam jumlah besar dari para membernya. Hal ini dapat juga dilihat dari peningkatan harga produk QNET dari waktu ke waktu yang sangat signifikan, sehingga memperkuat aroma setor menyetor duit alias money game.

Praktek Tidak Terpuji

Berbagai informasi di masyarakat juga menyebutkan bahwa banyak oknum member QNET yang menaikkan harga produk dari harga normal tanpa menjelaskan secara terbuka alasan kenaikan harga tersebut. Beberapa daerah bahkan melaporkan penipuan upline yang membawa kabur uang para calon member atau tidak mencairkan bonus sebagaimana dijanjikan. Produk yang seharusnya diterima dalam hitungan hari, kadang mundur menjadi berbulan-bulan atau tidak diterima sama sekali. Akibatnya, tidak sedikit yang mengeluh merasa tertipu.

942110_668450616504369_1586092047_n

Sebagian dari ratusan produk QNET (QNET Official)

QNET, pada dasarnya merupakan bisnis legal. Keberadaannya di Indonesia diwakili oleh badan usaha bernama PT QN International Indonesia. Munculnya berbagai berita miring tentang QNET selama ini diduga sepenuhnya karena praktik-praktik tidak terpuji yang dilakukan oleh para member QNET sendiri, sebagaimana dijelaskan di atas. Bisnis QNET dan member QNET, dua entitas yang terpisah, tetapi saling mempengaruhi dalam pelaksanaan bisnis.

Sepintas, munculnya perilaku illegal tersebut kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:

  1. Sistim bisnis QNET saat ini murni e-commerce, alias semua transaksi resmi harus dilakukan melalui internet dengan menggunakan kartu kredit atau e-card (e-money khusus QNET). Sementara penduduk Indonesia terutama yang di pedesaan masih banyak yang belum paham internet, termasuk sistim bisnis QNET. Akibatnya muncul celah yang rentan dimanfaatkan oleh upline atau leader QNET untuk mempermainkan data dan informasi QNET.
  2. Meski dijalankan secara e-commerce, QNET belum sepenuhnya menjalankan bisnis secara online. Bila seseorang melakukan pemesanan produk lewat internet, produk tersebut tidak dikirimkan langsung oleh kantor QNET Indonesia, tetapi harus diambil ke kantor QNET atau stockiest. Bisa dibayangkan jika pembeli bertransaksi online di Manado, harus mengambil ke Jakarta atau Surabaya. Pun jika memilih opsi tidak mengambil langsung ke kantor, QNET akan mengirimkannya otomatis dari kantor Hongkong atau Malaysia, yang mana pengiriman ini memakan waktu minimal satu bulan. Dalam prakteknya ada member yang menunggu produk sampai lebih 3 bulan.  Suatu hal yang tak lazim di dunia online shopping.
  3. Sistim pembayaran bonus masih menyulitkan member. Penggunaan metode e-card dan internet membuat ketergantungan yang tinggi terhadap upline atau leader sehingga rawan penyelewengan dan penipuan. Bahkan banyak member yang percaya bahwa bonus QNET dibayarkan oleh upline. Sementara penggunaan QashOut sangat memberatkan para member karena adanya potongan biaya yang tinggi setiap transaksi dan adanya potensi kerugian selisih kurs.
  4. Mekanisme pengawasan QNET sepertinya belum memberi efek signifikan untuk menertibkan perilaku salah di kalangan member. QNET terkesan lepas tangan. Berbagai isu mengatakan bahwa kemungkinan QNET serba salah terutama untuk menindak para member atau jaringan tertentu yang telah berkontribusi besar bagi QNET selama ini.

Selain itu, QNET juga menghadapi tudingan berupa informasi-informasi keliru yang menyesatkan, antara lain:

  1. QNET bukan MLM. Yang benar, QNET merupakan perusahaan MLM (kadang disebut juga network marketing). Tidak ada yang salah dengan mlm. Yang salah adalah penerapannya di lapangan yang sering membuka jalan ke praktek-praktek penipuan atau money game.
  2. QNET merupakan jaminan kesuksesan. Melalui panduan resminya, QNET menegaskan dan tidak pernah menjanjikan keberhasilan atau kekayaan. Untuk mencapai kesuksesan finansial, seorang member QNET harus menjadi penjual produk (distributor) aktif dan mempromosikannya kepada orang lain. Besarnya bonus yang diperoleh seorang member adalah sesuai dengan keaktifan melakukan penjualan dan membina jaringan di bawahnya.
  3. QNET melalukan investasi besar di Indonesia. Sejauh ini, QNET tidak melakukan investasi apapun di Indonesia. Produk-produknya kebanyakan dibuat atau dirakit di negara lain termasuk China. Ke depan, QNET kemungkinan juga akan merakit salah satu produknya yaitu pemurni udara, di India.
  4. Petinggi-petinggi QNET ditangkapi di Indonesia dan berbagai negara. Isu ini sudah sangat lama ditemukan di Wikipedia. Petinggi-petinggi QNET mungkin pernah berurusan dengan hukum, tetapi tidaklah ditangkapi. CEO Qi Group (induk perusahaan QNET), Vijay Eswaran bahkan tercatat sebagai salah seorang usahawan berhasil di Asia dan sering menjadi pembicara di forum-forum bisnis internasional, termasuk World Economic Forum.

Untuk menghadapi tantangan permasalahan di lapangan serta internal system yang belum mendukung, QNET harus banyak berbenah dan meningkatkan pelatihan-pelatihan bagi para membernya.

Meski menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan bisnisnya, QNET tetap percaya diri dan ekspansif. Pada bulan September 2012 lalu QNET menggelar pertemuan akbar yang disebut V-Con di Bogor, Indonesia dan berhasil mengumpulkan sekitar 8000 membernya. Bulan Mei 2013 lalu, acara besar serupa digelar besar-besaran di Kuala Lumpur, Malaysia. QNET juga aktif dalam mengikuti aktivitas bisnis, mesponsori berbagai kegiatan olahraga internasional serta menjalankan berbagai misi sosial melalui Rhythm Foundation.

Apakah QNET merupakan Bisnis yang Tepat untuk Anda?

Sebagaimana  saat menganalisa perusahaan MLM lainnya, QNET dapat menjadi bisnis yang baik bagi orang yang tepat. Untuk menjawab pertanyaan di atas Anda perlu memastikan ke diri Anda:

  • Apakah Anda memerlukan salah satu produk QNET?
  • Apakah Anda ingin dan mau menjadi distributor produk QNET?
  • Apakah Anda dapat mempromosikan produk QNET kepada orang lain?
  • Apakah Anda memahami tata cara bisnis QNET dengan baik?

Jika Anda menjawab tidak, kemungkinan Anda berpotensi menjalankan bisnis QNET secara money game, yaitu hanya mengajak orang menyetor uang, lalu meminta orang tersebut mengajak orang lain menyetor uang dan selanjutnya. Orang yang tidak tepat akan menjadikan QNET sebagai bisnis piramida alias arisan berantai.

Sumber: http://howmoneyindonesia.com/2013/06/05/qnet-bisnis-gaya-hidup-usaha-legal-atau-penipuan/


Chairul Tanjung: Mahasiswa Teladan di Kedokteran Gigi yang Menjadi Raja Bisnis

http://studentpreneur.co/wp-content/uploads/2014/08/Chairul-Tanjung.jpg

Di tengah ramainya daftar orang terkaya Forbes yang mengaku dropout dari bangku kuliah, barangkali membuat Anda galau untuk menghentikan pendidikan Anda. Jangan dulu. Mungkin kita bisa belajar dari sosok seorang Chairul Tanjung. Meskipun dunianya kini jauh berbeda dari bangku perkuliahannya, nyatanya beliau tetap menamatkannya. Beliau bahkan merupakan mahasiswa teladan tingkat nasional 1984-1985.

Chairul Tanjung terlahir dari keluarga yang awalnya berada. Ia adalah anak seorang wartawan pemilik surat kabar dengan oplah yang lumayan. Akan tetapi, saat Chairul Tanjung SMP, usaha ayahnya terpaksa harus gulung tikar karena dituding sebagai antek Orde Lama. Kala itu, terjadi pergantian ke era Orde Baru. Di era Soeharto ini, kebebasan media memang dipasung. Dan sang ayah, A.G. Tanjung, adalah ketua Partai Nasional Indonesia (PNI) Ranting Sawah Besar.

Keadaan ini memaksa mereka untuk menjual semua aset, termasuk rumah dan pindah ke sebuah losmen dengan kamar yang sempit. Di sinipun, mereka tidak kuat terus-menerus membayar biaya sewa sehingga mereka kemudian memutuskan pindah ke daerah Batutulis, salah satu kantong kemiskinan di Jakarta. Rumah tersebut adalah rumah nenek Chairul, dari ibundanya, Halimah. Orang tuanya bahkan tidak sanggup membayar uang kuliah Chairul yang waktu itu hanya sebesar Rp 75.000.

"Tahun 1981, saya diterima kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (UI)," ungkapnya dalam buku biografi 'Chairul Tanjung, Si Anak Singkong' yang ditulis oleh Tjahja Gunawan Adiredja. "Diam-diam, ibu saya menggadaikan kain halusnya ke pegadaian untuk membayar uang kuliah saya."

Mendengar kabar ini, sejak saat itulah beliau bertekad untuk tidak meminta uang lagi kepada orang tuanya. Maka sembari kuliah, beliau memulai bisnis kecil-kecilan. Mulai dari fotokopi, berjualan buku kuliah stensilan, usaha stiker, kaos, dan aneka barang lain di kampus. Hasilnya pelan-pelan dikumpulkan untuk membuka kios peralatan kedokteran dan laboratorium kedokteran gigi meski kemudian bisnisnya bangkrut. "Yang nongkrong lebih banyak ketimbang yang beli," katanya.

Sekitar 2 tahun kemudian beliau kembali berbisnis. Kali ini, beliau menggandeng dua orang rekannya untuk mendirikan PT Pariarti Shindutama, sebuah perusahaan yang memproduksi sepatu anak-anak untuk diekspor. Modalnya diperoleh dari Bank Exim sebesar Rp 150 juta. "Dengan bekal kredit tersebut saya belikan 20 mesin jahit merek Butterfly," katanya. Di awal 3 bulan, bisnisnya terlunta-lunta tanpa pesanan. Di saat terancam bangkrut, datanglah pesanan 160.000 pasang sepatu dari pengusaha Italia. Kemudian bisnisnya terus berkembang. Namun, karena adanya perbedaan visi dengan kedua rekannya, Chairul Tanjung memilih pisah.

Inilah cikal bakal Chairul Tanjung mendirikan Para Group, sebuah kerajaan bisnis yang bergerak  pada tiga bisnis inti: jasa keuangan yakni Bank Mega, media seperti Detik, TransTV, Trans7, dan properti mulai dari  Bandung Supermall, Carrefour, hingga Trans Studio. Lompatan besarnya bermula ketika beliau memutuskan untuk mengambil alih kepemilikan Bank Mega pada 1996. Beliau mampu mentransformasi bank kecil yang sedang sakit-sakitan itu menjadi bank besar yang disegani.

Pilihannya untuk terjun ke dunia entrepreneur mungkin memang jauh dari kedokteran gigi. Namun keputusannya ini justru menempatkannya di jajaran orang terkaya di Indonesia. Pada tahun 2010, Forbes menilai total kekayaan bersihnya sebesar $1 miliar. Chairul Tanjung kemudian merubah nama Para Group menjadi CT Corp pada tanggal 1 Desember 2011.

"Kini waktu saya lebih dari 50% saya curahkan untuk kegiatan sosial kemasyarakatan," ungkapnya. Beliau kini getol menjalani berbagai kegiatan sosial. Mulai dari PMI, Komite Kemanusiaan Indonesia, anggota Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia. Itulah sekilas kisah hidup Chairul Tanjung, seorang entrepreneur yang tidak mau kalah dengan nasib. Jutaan lapangan pekerjaan merupakan salah satu kontribusinya bagi Indonesia.

Sumber: http://studentpreneur.co/chairul-tanjung-mahasiswa-teladan-di-kedokteran-gigi-yang-menjadi-raja-bisnis/

Demi Mempertahankan Jilbab, Muslimah ini Rela Mundur sebagai Karyawan Bank dan Bayar Denda 10 Juta



Hidayah bagi hamba Allah bisa datang kapan saja dan melalui peristiwa yang tidak diduga-duga. Itulah yang terjadi pada diri Suryani Wahyu Lestari, perempuan ini mendadak memutuskan menutup seluruh auratnya (memakai jilbab), setelah dirawat beberapa hari di salah satu rumah sakit swasta di Pekanbaru.

"Saya memutuskan memakai jilbab sekitar dua minggu setelah keluar dari rumah sakit. Sebelumnya saya terus didukung abang kandung saya dan sahabat-sahabat saya menggunakan jilbab, namun jujur saja ketika itu hati saya belum tergerak ke sana (memakai jilbab). Saya waktu itu masih berfikir, kalau ibadahnya belum mantap, jangan dulu pakai jilbab. Anehnya, dua minggu setelah keluar dari rumah sakit, Bulan Ramadan lalu, saya merasa tidak pantas lagi dan merasa malu memakai rok pendek. Saya berfikir, bagaimana kalau sedetik lagi nyawa saya dicabut malaikat, sementara saya dalam keadaan tidak menutup aurat," cerita gadis yang akrab dipanggil Ayi tersebut, Minggu (31/8/2014).

"Saya jadi malu, karena ketika memakai rok pendek, kemana pun saya pergi saya merasa laki-laki selalu memperhatikan bagian tubuh saya yang tidak tertutup. Di tempat kerja, karena harus memakai rok agak pendek saya juga merasa tubuh saya selalu jadi sasaran mata laki-laki, sehingga saya merasa malu dan tidak nyaman," sambungnya.

Setelah memakai jilbab, Suryani mengaku merasa hidupnya lebih nyaman dan lebih terhormat sebagai perempuan. Ibadahnya juga lebih baik dibanding sebelumnya. "Rasanya ibadah saya juga lebih khusyuk. Mungkin jilbab yang saya pakai sekarang belum termasuk kategori jilbab syar'i, tapi saya yakin Allah akan mengarahkan saya ke sana (hijab syar'i)," harapnya.

Ada beberapa konsekuensi yang harus diterima Ayi terkait keputusannya menggunakan jilbab, salah satu di antaranya dia harus mengundurkan diri sebagai karyawati salah satu bank swasta, sebab karyawati bank tersebut tidak dibolehkan menggunakan jilbab. "Banyak orang bilang saya bodoh karena mundur sebagai pegawai bank hanya gara-gara jilbab. Biar saja orang bilang saya bodoh, karena saya sangat yakin, keputusan yang saya ambil adalah yang terbaik bagi saya," ucapnya dengan mantap.

Suryani tidak hanya harus mundur, namun juga membayar denda Rp10 juta kepada bank bersangkutan, sebab mundur sebelum masa kontrak kerja berakhir. "Meskipun harus mundur dan membayar denda, tapi saya tetap bersyukur pernah bekerja di bank tersebut, karena di sana saya berkesempatan belajar dengan orang-orang hebat," ungkapnya.

Gadis yang lahir di Kota Pekanbaru tahun 1995 ini mengaku, ibunya termasuk orang yang kaget ketika dia menyatakan ingin memakai jilbab. "Namun setelah saya menjelaskan alasannya, ibu saya akhirnya bisa memahaminya dan mendukung keputusan saya," jelasnya.

Ayi melanjutkan, masalah lain yang dihadapinya ketika awal memutuskan berjilbab adalah pakaian yang dimilikinya sedikit sekali yang bisa dipadukan dengan jilbab. "Karena dulu saya sering shooting dan ikut modeling, jadi pakaian saya itu umumnya seksi," ujarnya.

Kini, setelah berjilbab, dia juga harus menolak tawaran pekerjaan dari dunia entertain. "Padahal dulu, shooting itu termasuk hobi terbesar saya, tapi setelah berjilbab saya tak mau lagi menggunakan pakaian pendek. Jadi saya juga harus kehilangan dunia keartisan, padahal dulu cita-cita besar saya tu menjadi artis," urainya.

"Tapi saya tak menyesal. Selagi saya selalu berusaha berada di jalan Allah, saya yakin Allah selalu bersama saya. Innallaha ma'ashobirin, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar," kata Ayi dengan mantap.

Dengan telah memutuskan menggunakan jilbab, gadis manis ini berharap dia bisa terus memperbaiki dirinya sesuai tuntunan Agama Islam, sehingga nantinya benar-benar menjadi wanita shaleha. "Mudah-mudahan jadi bidadari surga. Amin," ucapnya.

Ayi berharap bisa segera mendapatkan pekerjaan yang baik, yang tidak menghalanginya mematuhi ajaran agama yang diyakininya. "Mudah-mudahan saya bisa bekerja di bank syariah nantinya," harap Ayi.

"Dan yang lebih penting, mudah-mudahan dengan berjilbab, Allah akan memilihkan lelaki yang sangat saleh dan bertanggung jawab sebagai jodoh saya. Amin," harapnya lagi.

Semoga Allah SWT mengijabah doa Suryani Wahyu Lestari. Amin. 

Sumber: http://www.islamedia.co/2014/09/demi-mempertahankan-jilbab-muslimah-ini.html