Minuman ringan berdampak tak semanis rasanya. Minuman ini cepat sekali membuat berat badan naik. Dibandingkan makanan, kalori di dalam minuman sifatnya tidak mengenyangkan.
Kalori dalam bentuk cairan dikatakan cepat menaikkan berat badan karena masuk ke dalam tubuh dengan sangat mudah. Minuman itu menghilangkan dahaga tetapi tidak mengenyahkan rasa lapar. Itu sebabnya mereka yang meneguk minuman bersoda yang sangat manis tidak mengurangi jumlah kalori dari makanan yang disantapnya.
"Banyak orang tidak memikirkan apa yang mereka minum dan dampaknya terhadap pola makan keseluruhan," kata Rachel Johnson, PhD, RD, peneliti dari University of Vermont.
Sebaliknya, dengan minuman bersoda itu, ada kecenderungan untuk makan lebih banyak. Studi dari Yale University menganalisa 88 penelitian soal soda dan menemukan kaitan jelas antara asupan soda dan ekstra kalori dari makanan.
"Penelitian paling meyakinkan menyimpulkan bahwa ketika orang meneguk minuman ringan, mereka mengonsumsi lebih banyak kalori dari makanan dibandingkan di hari-hari mereka tidak meneguk minuman ringan," kata Marlene Schwartz, peneliti dari studi tersebut.
Belakangan ini karena tekanan dari masyarakat yang ingin hidup sehat, merek-merek minuman ringan menjual produk soda diet. "Baru ada sedikit bukti bahwa soda diet membantu menurunkan berat badan. Faktanya, sebuah penelitian membuktikan orang meneguk minuman bersoda untuk membenarkan dirinya makan lebih banyak," kata Marion Nestle, profesor gizi dari New York University.
Bukan Pembenaran
Memang minuman soda diet yang nol kalori lebih baik dari minuman soda biasa. "Boleh-boleh saja menikmati soda diet sepanjang tidak menggunakannya sebagai pembenaran untuk membolehkan diri makan lebih banyak. Banyak orang minum soda diet agar bisa makan lebih banyak kue dan cake," kata Nestle.
Tekanan dari masyarakat untuk bisa hidup sehat membuat produsen minuman ringan memproduksi minuman dengan tambahan vitamin dan mineral. Ada juga produk minuman ringan bersoda dengan label zero calorie alias nol kalori.
"Industri minuman termasuk minuman ringan bersoda berpikir bisa menjadi bagian dari gaya hidup seimbang dan sehat," kata Tracey Halliday, juru bicara American Beverage Association. Ia menunjuk produk minuman jus, minuman olah raga, minuman ringan diet bisa menjadi bagian hidup sehat.
"Agak menggelikan kalau memasarkan minuman ringan sebagai minuman sehat. Namun konsumen sekarang membutuhkan makanan dan minuman yang terlihat sehat dan produsen membutuhkan kenaikan penjualan," kata Nestle.
Ia berpendapat sebetulnya sebagian besar dari kita tak membutuhkan tambahan vitamin dari minuman. "Kita tak mengalami kekurangan vitamin. Minuman ringan yang diberi tambahan vitamin tidak menjawab masalah obesitas, penyakit jantung atau kanker," katanya.
Menurut Johnson, bukan vitamin dalam minuman ringan itu yang dibutuhkan tubuh. "Nutrisi yang dimasukkan ke dalam minuman bukanlah nutrisi yang selama ini selalu dibutuhkan tubuh, seperti kalsium, potassium, folat atau vitamin D," ujarnya.
Ia menyarankan konsumen untuk memilih minuman yang tak hanya melegakan dahaga tapi juga memberikan tambahan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Contoh minuman itu adalah jus buah asli bikinan sendiri tanpa tambahan gula dan susu rendah lemak atau susu skim.
"Minuman seperti inilah yang membantu kita memenuhi kebutuhan gizi dan sesuai dengan rekomendasi kebutuhan gizi dari para ahli," katanya.
Sumber: kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar