Kamis, 18 September 2014

Berapa Lama Idealnya Pria Bertahan di Tempat Tidur?

ilustrasi


Berapa lamakah idealnya seorang pria harus perkasa di tempat tidur? Banyak pria yang sering kurang percaya diri dengan kemampuannya memuaskan pasangan di tempat tidur. Ada yang menganggap mereka minimal harus bertahan lebih dari satu jam.

Anggapan tersebut wajar saja karena selama ini kita dibombardir dengan tayangan film atau majalah yang membuat pria percaya bahwa wanita menikmati (dan butuh) sesi yang lama.

Sayangnya, kemampuan seks pria tak selalu prima. Dalam penelitian yang dimuat dalam buku The New Naked: The Ultimate Sex Education for Grown-Ups ditemukan bahwa saat penetrasi rata-rata pria hanya bertahan selama dua menit, bahkan kurang.

Meski waktu tersebut terkesan sangat cepat, tetapi kabar baiknya adalah wanita ternyata tak banyak mengeluh dengan kemampuan seksual mereka. Sebenarnya bukan wanita yang ingin seks lebih lama, melainkan justru pria yang ingin memperpanjang kemampuan bercintanya.

Jika Anda sangat ingin memiliki sesi bercinta yang lebih lama dari biasanya, ada beberapa hal yang sebenarnya dapat membantu.

-  Jangan lupa berlatih senam kegel. Pria yang rutin melakukan senam kegel selama 12 minggu diketahui bisa memperlama waktu ejakulasi mereka. Bagaimana melakukan senam kegel?

- Jangan dikejar target. Ketika kita membayangkan hubungan seksual, kita cenderung menetapkan orgasme sebagai target akhir. Padahal, hal tersebut tak selalu perlu. Sebenarnya seks jauh lebih berarti dari orgasme. Ini adalah tentang hubungan, keintiman, kenyamanan, dan kenikmatan.

Jangan paksa diri sendiri harus sudah mencapai orgasme pada menit kesekian. Namun, pikirkan apa yang bisa membuat pasangan merasa lebih baik. Jika orgasme sudah tercapai, jangan langsung merasa seks telah berakhir. Anda bisa melanjutkannya dengan afterplay.

- Lakoni gaya hidup sehat. Ereksi yang kencang berasal dari aliran darah yang lancar. Itu sebabnya, pastikan seluruh pembuluh darah dalam kondisi prima dengan cara hidup aktif, menjauhi rokok, dan makan makanan sehat.

- Fokuslah pada kebutuhan pasangan dan hasratnya seperti kebutuhan Anda sendiri. Pasangan Anda mungkin tidak butuh seks berjam-jam. Mungkin yang sebenarnya ia cari adalah kualitasnya. Apakah pemanasan yang diberikan sudah cukup untuknya mencapai klimaks? Apakah Anda egois hanya menyukai satu posisi tertentu? Terakhir, jika ingin bertahan lama di ranjang, ingatlah bahwa latihan membuat Anda lebih sempurna.


Resiko di Balik Manisnya Minuman Ringan


Minuman bersoda.

Minuman ringan berdampak tak semanis rasanya. Minuman ini cepat sekali membuat berat badan naik. Dibandingkan makanan, kalori di dalam minuman sifatnya tidak mengenyangkan.


Kalori dalam bentuk cairan dikatakan cepat menaikkan berat badan karena masuk ke dalam tubuh dengan sangat mudah. Minuman itu menghilangkan dahaga tetapi tidak mengenyahkan rasa lapar. Itu sebabnya mereka yang meneguk minuman bersoda yang sangat manis tidak mengurangi jumlah kalori dari makanan yang disantapnya.

"Banyak orang tidak memikirkan apa yang mereka minum dan dampaknya terhadap pola makan keseluruhan," kata Rachel Johnson, PhD, RD, peneliti dari University of Vermont.

Sebaliknya, dengan minuman bersoda itu, ada kecenderungan untuk makan lebih banyak. Studi dari Yale University menganalisa 88 penelitian soal soda dan menemukan kaitan jelas antara asupan soda dan ekstra kalori dari makanan.

"Penelitian paling meyakinkan menyimpulkan bahwa ketika orang meneguk minuman ringan, mereka mengonsumsi lebih banyak kalori dari makanan dibandingkan di hari-hari mereka tidak meneguk minuman ringan," kata Marlene Schwartz, peneliti dari studi tersebut.

Belakangan ini karena tekanan dari masyarakat yang ingin hidup sehat, merek-merek minuman ringan menjual produk soda diet. "Baru ada sedikit bukti bahwa soda diet membantu menurunkan berat badan. Faktanya, sebuah penelitian membuktikan orang meneguk minuman bersoda untuk membenarkan dirinya makan lebih banyak," kata Marion Nestle, profesor gizi dari New York University.

Bukan Pembenaran

Memang minuman soda diet yang nol kalori lebih baik dari minuman soda biasa. "Boleh-boleh saja menikmati soda diet sepanjang tidak menggunakannya sebagai pembenaran untuk membolehkan diri makan lebih banyak. Banyak orang minum soda diet agar bisa makan lebih banyak kue dan cake," kata Nestle.

Tekanan dari masyarakat untuk bisa hidup sehat membuat produsen minuman ringan memproduksi minuman dengan tambahan vitamin dan mineral. Ada juga produk minuman ringan bersoda dengan label zero calorie alias nol kalori.

"Industri minuman termasuk minuman ringan bersoda berpikir bisa menjadi bagian dari gaya hidup seimbang dan sehat," kata Tracey Halliday, juru bicara American Beverage Association. Ia menunjuk produk minuman jus, minuman olah raga, minuman ringan diet bisa menjadi bagian hidup sehat.

"Agak menggelikan kalau memasarkan minuman ringan sebagai minuman sehat. Namun konsumen sekarang membutuhkan makanan dan minuman yang terlihat sehat dan produsen membutuhkan kenaikan penjualan," kata Nestle.

Ia berpendapat sebetulnya sebagian besar dari kita tak membutuhkan tambahan vitamin dari minuman. "Kita tak mengalami kekurangan vitamin. Minuman ringan yang diberi tambahan vitamin tidak menjawab masalah obesitas, penyakit jantung atau kanker," katanya.

Menurut Johnson, bukan vitamin dalam minuman ringan itu yang dibutuhkan tubuh. "Nutrisi yang dimasukkan ke dalam minuman bukanlah nutrisi yang selama ini selalu dibutuhkan tubuh, seperti kalsium, potassium, folat atau vitamin D," ujarnya.

Ia menyarankan konsumen untuk memilih minuman yang tak hanya melegakan dahaga tapi juga memberikan tambahan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Contoh minuman itu adalah jus buah asli bikinan sendiri tanpa tambahan gula dan susu rendah lemak atau susu skim.

"Minuman seperti inilah yang membantu kita memenuhi kebutuhan gizi dan sesuai dengan rekomendasi kebutuhan gizi dari para ahli," katanya.

Sumber: kompas.com

Senin, 15 September 2014

Horee...... SBY Pilih Pertahankan Pilkada Langsung oleh Rakyat


YouTube
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dalam wawancara Suara Demokrat di youtube

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menilai rakyat sudah terbiasa dengan pemilihan umum kepala daerah (pilkada langsung). SBY juga menilai sistem tersebut cocok dengan sistem presidensial yang dianut Indonesia.

"Partai Demokrat, saya pribadi melihat ada dua aspek penting yang mesti kita lihat secara jernih. Pertama begini, sistem pemilihan kepala daerah langsung ini sudah berjalan selama 10 tahun. Rakyat sudah terbiasa," kata SBY dalam sebuah wawancara di akun Suara Demokrat di YouTube yang diunggah pada Minggu (14/9/2014) malam.

Tak hanya menilai bahwa rakyat sudah terbiasa dengan sistem pemilihan secara langsung untuk kepala daerahnya, SBY juga menilai ada benang merah antara pilkada langsung oleh rakyat dan sistem presidensial yang tengah ia jalankan.

"Ini juga segaris dengan sistem presidensial, presiden dipilih secara langsung. Berbeda dengan sistem parlementer, pemimpin, apakah perdana menteri atau jabatan yang setara, dipilih oleh parlemen karena rakyat memilih parlemen," papar SBY.

Atas alasan itu, SBY ingin sistem yang telah berjalan sejak era reformasi tersebut dapat terus dijalankan. Ia pun mengingatkan perlunya menjaga sistem yang lahir dari alam demokrasi tersebut.

"Kalau kita kembali pada pilihan kita, buah dari reformasi yang kita jalankan selama ini, tentunya pilihan kepala daerah langsung itu mesti kita jaga dan pertahankan sebagaimana pula pemilihan presiden secara langsung," ujar SBY.

Meski menilai sistem pilkada langsung oleh rakyat sudah cocok dengan pemerintahan selama ini, SBY memberi catatan dalam pelaksanaannya. Ia mengingatkan, masih maraknya politik uang dalam pilkada langsung.

"Kenyataannya, dalam 10 tahun ini pula banyak ekses yang terjadi dalam pemilihan bagi gubernur, bupati, ataupun wali kota. Dalam pilkada, misalnya, banyak sekali ditengarai penggunaan uang yang tidak jelas. Apakah politik uang atau money politic, ataukah penggunaan uang yang lain," tutur SBY.

Lebih jauh, SBY mengakui bahwa semua pilihan selalu memiliki nilai plus dan minus, yakni pilkada langsung oleh rakyat atau oleh DPRD. Namun, SBY lebih melihat bahwa pilkada langsung perlu dipertahankan. Ia pun menjanjikan, dalam dua hari ini, Partai Demokrat akan memberikan pandangannya secara lengkap tentang RUU Pilkada.

"Kalau saya pribadi, yang telah memimpin selama 10 tahun ini, kalau dulu kita ingin melaksanakan pemilihan secara langsung, ya itulah yang mestinya kita jaga. Akan tetapi, tidak boleh ya sudah itu saja, ada kok kelemahannya. Itu yang kita perbaiki secara fundamental. Itu yang Demokrat sedang pikirkan sekarang ini. Mudah-mudahan satu-dua hari ini kami memiliki posisi yang tepat," tutup SBY.

Sumber: kompas.com