New York : Majalah keuangan terkemuka, Forbes, kembali merilis daftar miliarder paling dermawan sepanjang 2013. Para hartawan ini tak hanya berasal dari negara penghasil miliarder dunia di Amerika Serikat dan Eropa, melainkan muncul dari Asia bahkan Indonesia.
Dikutip dari laman Forbes, Kamis (30/5/2013), para hartawan ini dianggap sosok yang tak egois dengan membuat berbagai proyek pembukaan departemen baru di sebuah universitas atau menggelar kampanye untuk meningkatkan kualitas hidup.
Tak hanya itu, beberapa miliarder memilih berbagai cara untuk mendedikasikan dirinya bagi kehidupan masyarakat.
Dalam beberapa tahun terakhir, Forbes mencatat terdapat sedikitnya 216 dermawan di seluruh dunia. Kali ini, Forbes kembali memilih para miliarder dianggap memilik tingkat kedermawanan cukup tinggi.
Dalam membuat daftar tersebut, Forbes mengaku indikator berupa nilai sumbangan yang diberikan tergolong sulit dilakukan. Forbes akhinya menggunakan perpaduan antara manusia dan penyebabnya. Selain itu, indikator dari informasi sumbangan dan proyek yang diumumkan tahun lalu juga menjadi pertimbangan.
Untuk memastikan daftar kali ini, Forbes menegaskan hanya memilih dermawan yang menggunakan uang sumbangan dari kantongnya sendiri dan bukan dari uang perusahaan.
Berikut adalah empat orang hartawan Indonesia yang dianggap paling dermawan:
Anne Avantie (49 Tahun)
Profesi: Desainer fashion
Dirinya mendanai Wisma Kasih Bunda, sebuah rumah di Semarang khusus untuk anak-anak penderita hidrosefalus dan gangguan kesehatan lainnya. Anne didorong lebih dari 800 anak sejak dia mendirikan fasilitas tersebut pada 2002 dan membantu membayar biaya perawatan hingga US$ 2.000 per anak.
Berperan juga sebagai seorang entrepreneur sosial, Anne mendanai workshop dan pelatihan untuk para penjahit, siswa dan pembantu rumah tangga. Selain itu dia juga mendirikan Pendopo, sebuah toko yang menjual pakaian buatan penjahit lokal.
Irwan Hidayat (66 Tahun)
Pemilik dan CEO Properti dan Obat-obatan Herbal, Sidomuncul Group
Dana sebesar US$ 280 ribu dihabiskan setiap tahun untuk program mudik gratis, sebuah program pulang kampung gratis bagi para pekerja berpenghasilan rendah di wilayah Jakarta menjelang libur lebaran. Program yang dimulai sejak 22 tahun lalu sudah memulangkan 190 ribu orang ke kampung halamannya masing-masing.
300 bus disewa setiap tahun guna menyukseskan program ini. Sejak 2010 dia bahkan menghabiskan uang senilai US$ 2,5 juta untuk membayar operasi mata gratis bagi 12 ribu penderita katarak. Program ini hasil kerjasamanya dengan 97 rumah sakit swasta dan 100 rumah sakit militer di seluruh tanah air. Di Asia Selatan, kasus katarak di Indonesia tercatat yang paling tinggi.
Muhammad Jusuf Kalla (71 Tahun)
Mantan Wakil Presiden Indonesia, Sekarang Ketua PMI
Kalla berjanji mendorong bank darah nasional, meningkatkan pasokan darah bagi pasien rumah sakit dan korban bencana. Kalla Foundation yang berusia 29 tahun menghabiskan sekitar US$ 1,3 juta tahun lalu.
Kalla Foundation memberikan sekolah gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin di kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Selain itu, program penanaman 10 ribu pohon sepanjang 25 kilometer di pesisir Sulawesi Selatan.
Kalla Group mengeluarkan dana pribadi dari bisnis mobilnya untuk mendanai program-program di Kalla Foundation. Dirinya menyediakan 20% saham untuk pembangkit listri hydropower di Sulawesi Tengah.
Tahir (61 Tahun)
Pendiri dan CEO Mayapada Group
Lewat Tahir Foundation, dirinya menyumbang pendidikan para mahasiswa dan universitas dalam jumlah besar dan berjanji menyumbang US$ 25 juta pada April lalu untuk membasmi polio pada 2018. Bill & Melinda Gates Foundation juga menargetkan jumlah yang sama guna meningkatkan kampanye vaksin dan pendidikan. Donasinya tersebut bagian dari dana sebesar US$ 200 juta untuk kesehatan masyarakat selama lebih dari 5 tahun yang dikhususkan untuk penyakit TBC, malaria dan HIV. Masing-masing yayasan menyediakan dana US$ 100 juta.(Shd)
Sumber: liputan6.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar