Minggu, 18 Agustus 2013

Waspadai Penggunaan ATM dan Kartu Kredit di LN

Kartu kredit dan kartu ATM. | KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN

Rany tak menyangka setelah pulang dari luar negeri, ada tagihan kartu kredit dari transaksi yang dia lakukan. "Saya sadarnya setelah 3 bulan ditagih karena saya selama ini malas membaca tagihan, main bayar saja', ujar Rany kepada Kompas.com.


Senada dengan Rany, Angelina juga mengalami hal buruk setelah pulang dari luar negeri. Jumlah tabungan rekeningnya berkurang. Ternyata, kartu ATM Angelina sempat dikopi saat menarik uang di mesin ATM saat berlibur di salah satu negara ASEAN. "Untung saya cepat sadarnya", ujarnya.

Pengalaman buruk Rany dan Angelina di atas memberikan pelajaran agar lebih berhati–hati dan waspada dalam menggunakan uang plastik, baik ATM maupun kartu kredit. Bukan hanya di dalam negeri tetapi juga saat menggunakannya di luar negeri. Modus yang banyak terjadi dalam kejahatan atau penipuan uang plastik adalah pencurian data.

Untuk mengurangi risiko terjadinya kejahatan dalam penggunakan uang plastik di luar negeri, ada beberapa hal penting yang bisa dilakukan:

1. Jangan pernah memberikan informasi sandi rahasia kepada siapa pun. Sandi rahasia di ATM adalah nomor PIN. Untuk kartu kredit adalah 3 angka di belakang kartu. Selain sandi rahasia, Agustina Fitria, Perencana Keuangan One Shildt Consultant, juga mengatakan, jangan pernah biarkan kartu kita luput dari pandangan. Saat itu kartu kita rawan pencurian data. "Kadang saat membayar, kita membiarkan kartu kita dipegang pelayan atau kasir," ucapnya.

2. Perhitungkan jumlah dan frekuensi transaksi. Agustina mengatakan, "Kalau tarik tunai sekalian sekali ambil yang banyak dan belanja dengan kartu kredit untuk barang atau sesuatu yang harganya yang memang mahal". Selain memperhitungkan potongan biaya, hal ini menurut Agustina Fitria setidaknya bisa meminimalisir penyebaran data kartu.

3. Laporkan rencana perjalanan ke bank yang bersangkutan. Beritahu waktu dan tujuan perjalanan. Nanti pihak bank akan melakukan pembukaan pembukaan Velocity atau membantu nasabah dalam bertransaksi di luar negeri.

Wani Sabu, Kepala Bagian Halo BCA dari bank BCA menjelaskan, pembukaan Velocity merupakan suatu proses untuk membantu cardholder yang mengalami penolakan transaksi kartu kredit BCA di mesin EDC yang disebabkan karena adanya pembatasan parameter jumlah transaksi tertentu. "Tujuannya untuk mencegak terjadinya penyalahgunaan transaksi," ungkapnya.

4. Waspadailah kejahatan ada di mana saja. Bila ingin melakukan tarik tunai, carilah mesin ATM yang dirasa aman. Lakukan pembayaran dengan kartu kredit di tempat atau toko yang memiliki reputasi yang baik.

Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar