Senin, 27 Februari 2012

Mitos Persulit Pengidap Diabetes



Jakarta, Pengidap diabetes melitus kesulitan mengendalikan penyakitnya karena dihadapkan pada banyak mitos seputar penyakit tersebut. Salah satu mitos yang paling sering dihadapi adalah pantangan untuk mengonsumsi nasi dan minum manis agar gula darah tidak naik.

Ketakutan gula darah melonjak karena nasi menyebabkan pengidap diabetes melitus (DM) memilih menghindari makan nasi dan sumber karbohidrat lain dalam menu makanan mereka. Akibatnya, mereka tetap merasa lapar dan memicu konsumsi makanan lain dalam jumlah lebih banyak.

"Biasanya agar tidak lapar, mereka mengonsumsi biskuit. Padahal, justru hal ini menambah jumlah asupan kalori dalam tubuh yang bisa diubah menjadi gula," kata Luciana B Sutanto, dokter spesialis gizi klinik di Rumah Sakit Husada Jakarta, dalam Seminar Umum: Dapatkah Diabetes Melitus Dicegah, Sabtu (25/2).

Luciana menggambarkan, enam sendok nasi mengandung 175 kalori. Adapun tiga keping biskuit rata-rata mengandung 150 kalori. Asupan kalori yang dibutuhkan orang DM bergantung pada kondisi kesehatan dan berat badan.

Bagi orang DM yang terlalu kurus, asupan kalori tetap harus ditambah agar berat badan sesuai standar. Adapun penderita DM yang tubuhnya gemuk mengurangi asupan kalori.

Makanan lengkap

Luciana mengungkapkan, penderita DM sebaiknya tetap harus mengonsumsi makanan secara lengkap. Menu makanan yang dikonsumsi sama seperti orang sehat lainnya, yakni terdiri dari karbohidrat, sayur, buah, protein, gula, dan lemak. "Namun, komposisinya harus disesuaikan dengan kebutuhan badan," tutur Luciana. Asupan sayur dan buah harus dalam jumlah banyak, sedangkan protein secukupnya saja. Gula dan lemak tidak harus terus-terusan.

"Pada prinsipnya, makan bisa bermacam-macam asal dijaga jenis, jadwal, dan jumlahnya," kata Luciana.

Menurut grafis piramida makanan kebutuhan diet orang DM, jumlah asupan yang paling banyak dikonsumsi justru karbohidrat. Kekurangan karbohidrat justru akan menimbulkan hipoglikemia atau turunnya kadar gula dalam darah di bawah normal.

"Yang perlu dilakukan penderita DM adalah menjaga berat tubuh ideal," kata Luciana.

DM sangat berkaitan dengan kondisi berat badan. Semakin gemuk, DM yang diderita bisa semakin parah. Salah satu cara paling mudah mendeteksi kegemukan adalah mengukur lingkar perut sendiri. Pria dikatakan kegemukan bila lingkar perutnya lebih dari 90 sentimeter, sedangkan wanita di atas 80 sentimeter.

Orang dengan DM tetap harus beraktivitas. Untuk mengelola diabetes, juga diperlukan makan obat, periksa, dan istirahat teratur.

Dosis berlebihan

Sidartawan Soegondo, dokter spesialis konsultan medik endokrin dan penyakit metabolik, mengatakan, selain karena kurang karbohidrat, hipoglikemik juga bisa terjadi karena obat- obatan dengan dosis berlebihan. Kondisi ini jika dibiarkan bisa merusak organ-organ tubuh, termasuk otak.

Pengetahuan tentang DM, menurut Ketua Persatuan Diabetes Indonesia ini, masih perlu ditingkatkan lagi. Selain mendidik pasien, Persatuan Diabetes Indonesia juga melatih dokter- dokter umum agar memiliki pengetahuan yang memadai tentang DM. "Dokter umum merupakan garda depan pemeriksaan diabetes. Sekitar 90 persen pasien DM memeriksakan diri ke dokter umum," kata Sidartawan.

Indonesia menduduki urutan tinggi dalam kasus diabetes. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia menduduki peringkat empat besar di dunia untuk ranking prevalensi, 5 besar dunia untuk ranking rawat jalan, dan 10 besar di dunia untuk ranking rawat inap. Diabetes di Indonesia banyak menyerang usia produktif, yaitu mereka yang berumur 25-55 tahun.

Sumber : Kompas Cetak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar