Rabu, 26 Maret 2014

Dalam Tiga Tahun, Malaysia Airlines Merugi Rp 13,68 Triliun

Malaysia_Airlines_Boeing_777-200ER

Maskapai Malaysia Airlines ternyata sudah menderita kerugian dalam tiga tahun terakhir ini. Dalam tiga tahun, perusahaan milik BUMN Malaysia ini telah kehilangan 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 13,68 triliun (kurs 1 dollar AS = Rp 11.400). Tahun ini pun MAS diperkirakan bakal kembali mengalami kerugian.

Dari data Airline Weekly, pada 2013, Malaysia Airlines merupakan salah satu dari sedikit maskapai di dunia yang merugi dengan margin usaha minus 4 persen. Kondisi ini paling buruk dibanding seluruh maskapai di dunia. Padahal, maskapai di dunia pada tahun tersebut menikmati rata-rata keuntungan sebesar 5 persen.

Kondisi yang dialami MAS ini seperti dikutip dari Businessweek.com disebabkan oleh biaya operasi yang tinggi, jalur-jalur penerbangan yang tidak menguntungkan, dan persaingan dengan dua maskapai di Malaysia.

Masalah keuangan maskapai 67 tahun ini diperburuk dengan ekspansi yang dinilai terlalu bernafsu. Untuk menjaga pangsa pasar dan mengambil pasar premium di kawasan, tahun lalu MAS menambah 21 pesawat. Keputusan Malaysia Airlines untuk membeli pesawat raksasa A380 juga dikritik sebagai tindakan yang hanya membuang-buang uang.

Untuk mengurangi biaya operasi, maskapai ini melakukan efisiensi sehingga menimbulkan masalah dengan serikat perkerjanya. Selain itu, MAS juga menghentikan penerbangan jarak jauh, termasuk penerbangan ke Amerika Serikat, yang akan berhenti mulai bulan depan.

“Maskapai telah melakukan banyak hal. Namun, pada akhirnya pertumbuhan mereka yang lebih cepat dibanding masakapai lain ini ternyata tidak didukung oleh permintaan yang mendukung pertumbuhan tersebut,” ucap analis Airline Weekly, Seth Kaplan.

Namun, di tengah deraan kinerja keuangan yang buruk ini, Malaysia Airlines berhasil mempertahankan layanan yang berstandar tinggi. Maskapai yang dikuasai BUMN Malaysia, Khazanah Nasional, ini masih menjadi salah satu dari tujuh operator penerbangan yang diberikan rating tertinggi oleh Skytrax Airline, bersama antara lain Singapura Airlines dan Cathay Pacific.


Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar