JAKARTA-Nampaknya, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto tetap menganggap Abraham Samad sebagai rivalitas (pesaing) dalam pimpinan KPK. Akibatnya, Bambang terkesan 'menganjal' setiap inisiatif Abraham agar Ketua KPK itu tidak berhasil mulus sehingga tidak jadi popular di masyarakat.
"Saya melihat Bambang Widjojanto merasa jadi rival atau pesaing Abraham Samad. Ini buntut tidak legowo di persaingan di fit and proper test DPR lalu. Bambang merasa lebih pintar dan lebih senior darri Abraham. Akibat egoisme Bambang ini, dia tidak mau Abraham popular. Akibatnya, Bambang ambisi keepentingan pribadi ketimbang tuntutan public terhadap KPK untuk tuntaskan korupsi kakap terutama skandal Century," duga pengamat Universitas Nasional (Unas) Tubagus Januar Soemawinata di Jakarta, Rabu (26/12/2012).
Januar menilai, Bambang Widjojanto nampaknya tidak mendukung tekad Abraham Samad untuk menuntaskan kasus Century dalam waktu setahun kerja KPK. Menurutnya, sikap Bambang tidak senang terhadap tekad Abraham menuntaskan skandal Century ini terlihat saat Bambang tampil di sebuah acara televisi swasta tadi malam.
"Yakni, ketika Bambang didesak pertanyaan mengapa KPK belum juga menuntaskan Century, padahal tahun 2012 hampir habis? Lha kok Bambang malah menyalahkan Abraham, dengan 'lempar batu sembunyi tangan' mengatakan bahwa yang janji setahun tuntaskan Centry adalah Abraham. Mestinya Bambang harus bijak dengan cukup mengatakan bahwa KPK tetap akan usut Century meninddaklanjuti pernyataan Abraham," tutur mantan aktivis ini.
Dengan ucapan berkilah Bambang tersebut, lanjutnya, Bambang terkesan tidak senang tehadap Abraham sehingga ada ketidakkompakan di jajaran pimpinan KPK. "Mungkin Bambang tidak suka kalau Abraham berhasil menuntaskan Century sehingga Abraham namanya popular seperti Antasari Azhar. Sebaliknya, Bambang akan kalah populer dari Abraham. Inilah yang membuat KPK terancam keropos dan hanya jalan di tempat dalam mengusut kasus Century," tukas Januar.
Apalagi, sambung dia, kalau Bambang sengaja 'menjegal' Abraham dengan melama-lamakan pengusutan kasus Century sehingga Abraham gagal memenuhi janjinya sehingga harus mundur jika tak bias tuntaskan Century dalam waktu setahun. "Bisa jadi Bambang puas kalau Abraham sudah bisa dikalahkannya," tandas pengamat Unas.
"Saya lihat pimpinan KPK saat ini yang berani mati berantas korupsi hanya Abraham Samad. Saya pun menduga B usyro Muqoddas enggan mengusut kasus yang libatkan kekuasaan karena takut di-Antasari-kan. Saya juga curiga jangan-jangan Busyro pula yang 'menyelaamatkan' Anas Urbaningrum karena sesame alumni HMI," tandas Januar.
Ia pun menyesalkan pernyataan Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja yang mengatakan bahwa mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono tidak terkait kasus Century. "Karena diganjal oleh para pimpinan KPK lainnya, Abraham jadi keteteran bekerja sendirian. Apalagi, Polri terkesan melemahkan KPK dengan manarik penyidiknya," ungkap Januar.
Oleh sebab itu, pihaknya menyerukan kepada kalangan aktivis/mahasiswa agar melakukan demo untuk mendesak para wakil ketua KPK supaya mendukung Abraham Samad berantas korupsi kakap termasuk yang libatkan jaringan kekuasaan.
"Para wakil ketua KPK jangan bermain untuk kepentingan sendiri dan jangan menganggap Abraham Samad sebagai rival. Lebih konyol lagi kalau wakil ketua KPK cari aman dan 'bermain' sendiri dengan lakukan 'kolusi' bersama keekuasaan!" seru Januar.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Bambang Widjajanto mundur dari penanganan kasus Century. Bambang beralasan untuk menghindari conflict of interest, karena dirinya pernah menjadi pengacara dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). "Ya karena alasan itu, Pak Bambang memutuskan tidak memberi suara," kata Jurubicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi, bulan lalu.
Akhirnya, Januar berharap kepada Bambang Widjojanto dan wakil ketua KPK lalinya agar tetap kompak mendukung Ketua KPK Abraham Samad untuk menghabisi koruptor yang sudha menggila dan menggurita di negeri bedebah ini. "Rakyat sudah muak dengan korupsi, para wakil ketua KPK jangan bertahan dengan egonya sendiri, mengabaikan tugas pokoknya melibas korupsi. Ingat! rakyat sudah muak dengan korupsi di negeri ini. KPK bisa jadi pengalihan kemarahan akyat jika taks erius berantas korupsi," bebernya.Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar