Kamis, 06 Juni 2013

Sehat dan Langsing dengan "Food Combining"



Mungkin tak jarang kita menemui orang yang sudah mengurangi makan namun berat badannya tidak juga turun. Atau orang yang sudah makan banyak namun berat badan tidak juga naik. Sebenarnya apa yang menyebabkan mereka sulit meraih berat badan ideal?

Kesulitan mencapai berat badan ideal bisa dikarenakan gangguan metabolisme di tubuh. Gangguan metabolisme tersebut terjadi akibat adanya pola makan yang tidak sesuai dengan kerja alami sistem pencernaan.

Adalah "Food Combining", suatu pola makan yang sudah disesuaikan dengan kerja alami sistem percernaan manusia. Berbeda dengan diet yang mengharuskan sistem percernaan untuk menyesuaikan aturannya, food combining justru menawarkan pola makan yang sudah sesuai dengan kerja alami sistem pencernaan.

Menurut salah satu pelaku food combining sekaligus penulis buku "Mitos dan Fakta Kesehatan" Erikar Lebang, dengan melakukan food combining, mengatur pola makan tidak harus tersiksa dengan rasa lapar lantaran membatasi makan. Pasalnya food combining "membebaskan" pelakunya untuk makan hingga kenyang, bukan membatasi sedikit makan.

Erikar memaparkan, prinsip dasar food combining adalah membuat tubuh yaitu darah berada di kadar keasaman (pH) netral yaitu 7,35 hingga 7,45. Kadar keasaman tubuh yang netral merupakan indikator dari sistem tubuh, termasuk pencernaan yang sehat.

Makanan yang diasup oleh tubuh merupakan penyebab utama pergeseran kadar keasaman tubuh. Ketika makanan yang diasup tidak tepat, maka pH tubuh cenderung akan menurun sehingga bersifat asam.

"Jika pH tubuh kita cenderung asam maka tubuh bagaikan ruangan kotor dan berantakan, sehingga sistem apapun yang berlaku di dalamnya tidak berfungsi dengan baik," jelas Erikar dalam Seminar Kesehatan, Selasa (4/6/2013) di Jakarta.

Ketika pH tubuh cenderung asam, imbuh Erikar, yang harus dilakukan adalah mengembalikannya ke posisi netral, tubuh pun akan sehat dengan sendirinya. Cara membentuk pH netral yaitu dengan pendalaman food combining pada tiga sisi, yaitu memilah makanan, memilih padanan makanan, dan memakan makanan pda waktu yang tepat.

Memilah makanan dilakukan dengan mengetahui kandungan dari setiap jenis makanan yang dimakan. Hal ini berhubungan dengan zat gizi yang terkandung dalam makanan, yaitu makanan pokok (karbohidrat), daging-dagingan (protein dan lemak), dan sayuran (serat, vitamin, dan mineral).

Setelah mengetahui jenis-jenis makanan, kita perlu mengetahui padanan serasi berdasarkan pada kemampuan ideal tubuh mencerna. Prinsip food combining adalah tidak menggabungkan karbohidrat dengan protein. Sehingga food combining hanya boleh memadankan makanan pokok dengan sayuran, atau daging-dagingan dengan sayuran.

Erikar mengatakan, kemampuan ideal tubuh mencerna tergantung pada enzim pencernaan. Memadankan karbohidrat dengan protein akan menyulitkan enzim pencernaan dan akhirnya sulit dicerna optimal. Sebaliknya sayuran akan mempermudah penyerapannya jika keduanya dikonsumsi di saat yang berbeda.

Waktu makan yang paling tepat menurut konsep  food combining  yaitu mulai pukul 12.00 hingga 20.00. Jika lewat dari jam 20.00 tubuh sudah memasuki waktu penyerapan, sehingga memasukkan makanan lagi akan mengganggu proses penyerapan.

Sementara sarapan yang dianjurkan bagi pelaku food combining adalah buah, terutama yang berserat, berair, dan manis karena matang sempurna.

Menurut Erikar, food combining adalah cara yang mudah dan menyenangkan untuk mendapatkan kesehatan dan berat badan yang ideal. Suami artis penyanyi Nina Tamam ini mengakui sejak dua tahun lalu melakukan food combining, dia belum pernah sakit dan mengunjungi dokter.

"Padahal sebelum melakukan food combining, saya sering migrain, flu, bahkan sakit lambung saya tidak sembuh-sembuh," katanya.

Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar