Ada sebuah lelucon menarik, menggelitik, sekaligus asyik untuk kita simak bersama. Lelucon itu penulis dapat dari seorang guru sekolah dasar ( SD), sewaktu penulis masih anak-anak. Kira-kira lelucon itu seperti ini ;"Otak orang mana yang ketika dijual harganya paling mahal, tentu adalah otak orang Indonesia, sebab barangnya masih bagus, karena sering tidak digunakan", begitulah ujar guru SD itu. Semalaman penulis tidak bisa tidur karena memikirkan apa yang dikatakan guru SD tersebut. Mengapa bisa ya ?, itulah sebuah pertanyaan yang terus mengganjal dalam pikiran penulis.
Akhirnya penulis mendapatkan jawaban dari lelucon guru SD itu, kira-kira jawaban itu seperti ini; Ternyata masyarakat Indonesia itu lebih menyukai hal-hal yang pragmatis, mementingkan hasil tanpa memperhatikan sebuah proses, akhirnya menghasilkan gaya hidup yang tidak produktif, kreatif, dan bahkan terkadang dapat menumpulkan daya kritis. Inilah yang kemudian jika dibudayakan terus-menerus, akan membuat daya kritis otak semakin berkurang.
Buku yang berjudul "Membongkar Aktivasi Otak Tengah, Penemuan Terbesar di Dunia atau Penipuan Terbesar di Indonesa", karya Arif Virkill Yulian kurang lebih akan membahas seputar pola pikir masyarakat Indonesia yang cenderung instan. Akibatnya, ketika bisnis aktivasi otak tengah (Mesenchepalon) di buka di Indonesia, masyarakat Indonesia berbondong-bondong mengikutsertakan anaknya dalam progam ini. Animo masyarakat Indonesia yang tinggi ini, lahir karena progam yang di tawarkan aktivasi otak tengah ini cukup menggiurkan. Mampu membaca dengan mata tertutup, siapa sih yang tidak mau?. Tetapi, apa benar setelah otak tengah di aktivasi bisa membaca dengan mata tertutup, itu yang coba di bongkar dalam buku ini.
Otak tengah (mesenchepalon) sebenarnya bukan fenomena baru dalam dunia medis. Tetapi, sebagaimana Charles Darwin dengan teori evolusinya, kedatangan teori otak tengah juga disambut dengan pijar-pijar kontrovesi. Sudah pasti, ada yang pro dan kontra. Itu sudah lumrah dalam dunia keilmuan. Tetapi kedatangan teori otak tengah ini telah membuat geger dunia kedokteran dan para ilmuan. Apalagi keberadaanya justru diselewengkan dan disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan bisnis dan komediti semata.
Bersadarkan pengertian dari buku, Neuroanatomy Trough Clinical Cases, otak tengah secara anatomik adalah bagian penghubung forebrain dan hindbrain. Otak Tengah adalah tempat perlintasan arus elektrik, zat-zat neurokimia dari batang otak menuju otak besar, gangguan pada daerah ini dapat mengakibatkan terganggunya kesadaran. Dia tidak bisa berkerja sendiri untuk men-support tubuh manusia, dia juga merupakan bagian dari sistem limbik dan hipolatamus dalam menghatarkan impuls-impuls tersebut.(hal 33)
Tetapi dalam perkembangannya, teori otak tengah justru di selewengkan. Anehnya penyelewengan itu tumbuh subur di Indonesia. Otak tengah dalam arti fungsi dan kegunaanya telah diselewengkan untuk kepentingan bisnis dengan menawarkan berbagai macam fungsi yang keluar dari pengertian awalnya. Adalah kebanyakan otak tengah pada manusia itu tidak aktif, sehingga perlu di aktifkan, kemudian muncullah istilah aktivasi otak tengah itu sendiri.
Bahkan yang lebih mengerikan, aktivasi otak tengah bisa membuat orang bisa membaca dengan mata tertutup, membuat kerja otak lebih ekstra, menyetabilkan otak kanan dan otak kiri, membuat hormon tubuh stabill. Aktivasi otak tengah juga akan melipat gandakan kecerdasan otak secara dramatis dalam waktu yang singkat.
Teori otak tengah akhirnya melembaga serta di jadikan bisnis yang paling menggiurkan dewasa ini. Lembaga aktivasi otak tengah itu pertama kali berdiri di Malaysia dengan nama Genius Mind Consultancy (GMC) dengan anak-anak usia 5-15 tahun sebagai objek sasarannya dengan ongkos 3,5 hingga 5 juta per-anak.
Terkait dengan jasa-jasa itu, orang Indonesia tentu menempati posisi pertama yang tergiur untuk melakukan aktivasi otak tengah. Sudah pasti masyarakat Indonesia menyukai hal-hal yang pragmatis, instan apalagi program aktivasi otak tengah menawarkan jasa yang begitu menggiurkan, membaca dengan mata tertutup, melipat gandakan kerja otak secara dramatis. Tetapi benarkah setelah otak tengah di aktivasi orang bisa membaca dengan mata tertutup serta lainya?. Inilah fungsi penting hadirnya buku yang berjudul Membongkar Aktivasi Otak Tengah, karya Arif Virkill Yulian ini.
Dalam buku setebal 150 halam ini akan mengoreksi beberapa kerancuan di balik aktivasi otak tengah dengan berbagai jasa yang di tawarkan. Utamanya jasa yang menawarkan bisa membaca dengan mata tertutup. Arif Virkill Yulian penulis buku ini merasakan ada banyak kejanggalan, utamanya yang berkaitan dengan aktivasi otak tengah bisa membuat anak bisa membaca dengan mata tertutup. Sebab bagi penulis buku ini, tidak ada teori manapun yang bisa menjelaskan ada hal tersebut. Oleh sebab itu penulis mengadakan sayembara siapapun yang bisa membaca dengan mata tertutup hasil dari aktivasi otak tengah, akan mendapatkan beasiswa senilai 25 juta.
Kejanggalan-kejanggala lain dari jasa aktivasi otak tengah akan di bahas dalam buku ini dengan rinci, kritis, sitematis serta di sertai data-data dan argumentasi dari sumber terpercaya. Sungguh hadirnya buku ini sangat penting untuk di baca, utamanya bagi pemerhati pendidikan anak, sebab hadirnya bisnis aktivasi otak tengah yang berkembang dan menjadi trend masyarakat Indonesia, sungguh sangat membahayakan, utamanya bagi genarasi penerus bangsa, anak-anak Indonesia.
)*Persensi adalah Pustakawan Pada Rumah Baca Jagad Aksara, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar