Rabu, 08 Juni 2011

Operasi Keperawanan vs Vaginoplasty

(Foto: gettyimages)
(Foto: gettyimages)

BISA dibilang, gara-gara Dewi Persik, topik operasi keperawanan kembali marak. Sebelum latah mengekor treatment ini, ketahui dahulu bedanya dengan operasi permak Miss V lainnya.

Pekan ini, Dewi Persik mengaku sudah menjalani prosedur operasi keperawanan dengan harapan "mahkota"-nya bisa kembali utuh untuk memuaskan pasangan hidupnya kelak. Dr Elida Sari Siburian SpBP menyayangkan, kalangan awam masih salah kaprah soal operasi keperawanan dan vaginoplasty. Padahal, keduanya berbeda dipandang dari tujuan dan orang yang melakukannya.

"Ada pasien saya, umur 40, sudah menikah, dia maksa mau operasi keperawanan. Saya sarankan untuk dia bukan operasi keperawanan, tapi vaginoplasty untuk menyempitkan kembali Miss V-nya. Awam sering salah kaprah bahwa operasi untuk menyempitkan Miss V adalah operasi keperawanan, padahal keduanya berbeda," kata ahli bedah plastik dari Rumah Sakit Pondok Indah ini kepada okezone lewat ponselnya, Selasa (7/6/2011).

Sebelum masuk kepada bahasan tentang kedua bentuk operasi tersebut, mari mendefinisikan istilah "perawan". Menurut Wikipedia, perawan atau gadis dapat merujuk pada seorang wanita muda atau seorang wanita dewasa yang belum mempunyai suami atau di beberapa kebudayaan merujuk pada wanita yang belum pernah berhubungan seksual atau sanggama dengan seorang pria.

Perbedaan pertama yang bisa dilihat dari operasi keperawanan dan vaginoplasty adalah orang yang melakukannya.

"Operasi perawan, secara harfiah seorang wanita mau kembali perawan. Operasi keperawanan biasanya dilakukan oleh perempuan yang belum pernah menikah dan tidak mau orang lain tahu bahwa dia sudah tidak perawan," paparnya.

Masih merujuk pada Wikipedia, secara fisik, seorang perawan biasanya ditandai dengan utuhnya selaput dara yang berada pada daerah Miss V. Dan hilangnya keperawanan biasanya disertai dengan keluarnya darah dari daerah Miss V (tergantung bentuk dan ketebalan selaput dara) saat berhubungan seksual pertama kali.

"Kalau yang sudah menikah, bukan operasi keperawanan, tapi vaginoplasty, karena yang dia mau sebenarnya memerbaiki Miss V supaya lebih sempit, bukan pengen jadi perawan lagi, selaput darahnya utuh kembali, atau supaya bisa berdarah lagi (ketika berhubungan seks)," tandas dokter yang juga berpraktik di RSUP Fatmawati ini.

Tindakan yang dilakukan pada kedua treatment mempercantik Miss V ini juga berbeda.

"Tindakan vaginoplasty justru dilakukan lebih di dalam, bukan cuma di lapisan selaput dara seperti halnya operasi keperawanan," katanya.

Dr Elida mengungkapkan, pasien kini semakin cerdas mengetahui apa yang mereka mau dalam hal memercantik Miss V. Namun, sebagian pasien masih memaksakan kehendak tanpa bekal informasi yang cukup soal treatment.

"Dokter yang baik harus bisa menolak pasien. Dokter enggak pernah menawarkan sesuatu. Pasien datang dengan keluhan. Kita tanyakan keluhan pasien dan mengedukasi mereka, mana yang bisa ditangani dengan tindakan medis, mana yang tidak," jelasnya.

"Selanjutnya, biarkan pasien yang memutuskan. Dokter harus bisa mengedukasi, termasuk risiko, prosedur, komplikasi yang mungkin timbul, tindakan pascaoperasi, dan banyak hal," tutupnya.

(ftr)

Fitri Yulianti - Okezone


   


Link Partner




Tidak ada komentar:

Posting Komentar